Sembilan belas tahun setelah terjadinya pertempuran besar di Hogwarts, para penyihir remaja pemberani yang dulunya berjuang melawan Voldemort kini sudah menjelma sebangai orang dewasa. Begitu juga dengan Golden Trio di Hogwarts dulu. Kini, Harry Potter sudah berhasil mendapatkan cintanya, Ginny Weasley dan memiliki tiga anak bernama James Sirius, Albus Severus, dan Lily Luna. Sedangkan Hermione dan Ron juga sudah membentuk suatu keluarga dengan anak-anak mereka Rose, dan Hugo. Ya, sekarang saatnya keturunan mereka yang bersekolah di Hogwarts, dan menggantikan mereka.
Tahun ini merupakan tahun pertama bagi putra kedua Harry dan Ginny, yaitu Albus Severus, sekaligus putri pertama Ron dan Hermione, Rose untuk masuk ke Hogwarts. Kedua keluarga itu sekarang tengah berkumpul di Platform 9 ¾ untuk melepas putra putri mereka.
“Berjanjilah padaku kau akan menceritakan tentang Hogwarts saat kau sampai nanti, Al.” pinta si kecil Lily.
“Aku janji.” kata Albus sembari tersenyum pada adik kesayangannya itu.
“Al juga akan bercerita padamu tentang suasana di ruang rekreasi Slytherin, Lily.” kata James yang kemudian tertawa dan mendorong trolinya lebih cepat lagi.
“Jangan dengarkan dia, Albus. Kami tidak masalah kalau kau ingin masuk asrama manapun.” kata Ginny yang kemudian disetujui oleh Harry.
“Lagi pula, ku pikir cukup keren kalau kau masuk Slytherin, Al.” ujar Lily sambil memamerkan gigi-gigi putihnya. Albus tersenyum dan mengangguk.
Upacara penyambutan murid baru pun selesai dilaksanakan di Hogwarts. Rose masuk ke asrama Gryffindor, sedangkan Albus masuk asrama Slytherin. Tapi Albus mengaku bangga masuk dalam asrama Slytherin, karena dia memang menginginkannya.
“Selamat, Al! Sudah kubilang kau akan masuk asrama Slytherin.” ledek James.
Yang diledek hanya bisa diam dan memandangi kakaknya dengan kesal.
“James, ayo cepat!” teriak salah satu teman James.
“Bye, Albus. Selamat bersenang-senang di Slytheriiiin..” teriaknya sambil menghampiri teman-temannya.
“Dasar norak!” upat Albus.
“Ada apa dengan orang tadi?” tanya seorang anak kali-laki berambut blonde.
“Oh, dia kakakku. Dia hanya sedikit bodoh karena mengira Slytherin adalah asrama terburuk yang menampung anak-anak nakal.” kata Albus.
“Benarkah? Kenapa begitu?” tanya anak itu lagi.
“Entahlah. James memang selalu menakut-nakutiku.Dia bilang, Mom dan Dad akan marah dan menghukumku kalau aku tidak masuk Gryffindor. Tapi tentu saja dia bohong.” jawab Albus.
“Jadi, kedua orang tuamu dulu masuk ke Gryffindor, ya?”
“Begitulah. James juga masuk Gryffindor. Tapi tidak masalah. Aku senang masuk Slytherin. Kau sendiri?” tanya Albus.
“Well, kedua orang tuaku dulunya di Slytherin. Bahkan nenek dan kakekku juga. Dan sekarang, aku juga ikut-ikutan masuk Slytherin.” jawab anak itu dengan bangga.
“Keren!” puji Albus.
“Oh ya, namaku Malfoy. Scorpius Malfoy.” kata anak itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Albus.
“Aku Albus Potter.” Albus menjabat tangan anak bernama Malfoy itu.
“Potter? Apakah kau masih berhubungan darah dengan Harry Potter?” tanya Scorpius takjub.
“Ya, dia ayahku.” jawab Albus tersenyum.
“Wow. Dia seorang legenda. Kau tau? Aku punya lebih dari 10 lembar kartu dirinya dari sereal cokelat kodok.” kata Scorpius lagi. Scorpius berbicara dengan penuh semangat sampai-sampai dia tidak sadar menabrak seorang anak perempuan hingga terjatuh.
“Aww.” pekik anak itu. Buku-buku yang dipegangnya berserakan dilantai.
“Maaf, aku tidak sengaja. Kau tak apa-apa?” tanya Scorpius sambil memungut buku-buku gadis itu.
“Tidak apa-apa.” kata gadis berambut merah itu sambil berusaha berdiri.
“Rosie? Ayo, sini kubantu.” kata Albus sambil menarik tangan gadis kecil bernama Rose itu.
“Trims, Al.” katanya setelah berdiri tegak.
“Kau kenal gadis ini?” tanya Scorpius yang baru saja selesai memunguti buku-buku Rose.
“Begitulah. Kenalkan, ini sepupuku, Rose Weasley. Rose, ini teman baruku, Scorpius Malfoy.”
Rose dan Scorpius saling berkenalan.
“Oh, ini buku-bukumu.” kata Scorpius sambil menyerahkan 3 buku tebal ke arah Rose.
“Kau mau membaca semua buku-buku itu?” tanya Scorpius.
Rose tersenyum.
“Aku mau mengembalikan buku-buku ini ke perpustakaan. Mereka baru saja selesai ku baca.” kata Rose.
“Kau gila! Kau benar-benar seperti Aunt Hermione, Rose.” kata Albus.
“Apa yang terjadi disini, anak-anak?” tanya Prof. McGonnagall yang kebetulan lewat bersama Neville Longbottom yang saat ini sudah menjadi Professoor di Hogwarts.
“Oh, kepala sekolah, Prof. Longbottom, tidak ada apa-apa, professor. Kami hanya mengobrol.” kata Rose.
“Lebih baik kalian segera ke asrama masing-masing, anak-anak. Saatnya istirahat.” kata Neville.
“Baik, Professor.” ujar ketiga anak itu serentak, lalu beranjak meninggalkan Prof. McGonnagall dan Prof. Longbottom.
Prof. McGonnagall memperhatikan Rose, Albus, dan Scorpius yang sedang berjalan menjauh.
“Aku merasakan akan ada hal bagus yang terjadi di Hogwarts tahun ini, Prof. Longbottom.” ujar Prof. McGonnagall.
“Maksud anda, professor?” tanya Neville.
“Golden Trio terlahir lagi, Neville. Sepertinya ketiga anak itu akan menciptakan keajaiban juga di Hogwarts, seperti golden trio sebelumnya. Harry Potter, Hermione Granger, dan Ronald Weasley.” jawab Prof. McGonnagal.
“Tapi, salah satu dari mereka adalah keturunan Malfoy, Professor.”
“Memang benar. Seperti yang kubilang tadi, akan ada hal bagus yang akan terjadi. Persahabatan ketiga anak itu bukan hanya akan menggantikan Golden Trio yang lalu, namun juga mungkin... akan memperbaiki hubungan antara orang tua mereka.” ujar Prof. McGonnagal.
“Semoga, Professor.” kata Neville sembari tersenyum.
By. Resta Prana HPW
Kerenn! Hehe ada lanjutannya gak?
BalasHapusThanks Ega, Btw nama kita hampir sama loh (Arista - Ariesta), eeh malah ngelantur. Hehehe..
HapusSbnr x pengen dilanjutin sih, tapi masih nyari ilham buat cerita selanjutnya.. hehehe :D
gümüşhane
BalasHapusbilecik
erzincan
nevşehir
niğde
J2O25